Merasakan Birunya Hari di Danau Biru Air Bara, Lokasi Wisata Anti mainstream Pulau Bangka


Siapa yang belum pernah nonton film Laskar Pelangi? Kayanya udah semua. Tau kan kalo asal ceritanya dan tempat syutingnya di Belitung? Pasti yang pernah nonton sempet kepikiran bahkan pengen kan main kesana? 


Nah masih ada hubungan sama Belitung nih. Pernah ga sih terpikir oleh kalian bahwa Bangka dan Belitung berada berdampingan dalam satu daratan? Itulah yang aku pikirkan sebelumnya. Setelah berkunjung kesana, kebenarannya pun terungkap. Ternyata, Bangka dan Belitung merupakan dua pulau yang terpisah oleh perairan dan tergabung dalam kesatuan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Unik ya!

Bagi yang belum pernah dan ada rencana mau cuss ke tempat laskar pelangi di Belitung, biar makin puas dan ga ada penyesalan, patut juga nih main ke Bangka. Dari Belitung,  kamu bisa nyebrang sebentar ke Bangka. Waktu tempuhnya sekitar setengah jam dengan pesawat antara Belitung (Bandara Internasional H.A.S. Hanandjoeddin Tanjung Pandan) dengan Bangka (Bandara Depati Amir Pangkal Pinang). 

Ditambah lagi, selama penerbangan yang sebentar itu kalian bisa merasa makin sebentar jika kalian sambil menikmati pesona perairan yang memisahkan kedua pulau tersebut serta awan-awan di langit cerahnya. Jika kalian tertarik mencoba dan gelombang laut sedang bagus, bisa juga melakukan penyebrangan jalur laut dengan waktu tempuh lebih lama, sekitar empat jam. Gimana, tertarik? Repot-repot nyebrang ke Bangka, memangnya ada apa sih di Pulau itu? Simak pengalamanku ini ya.

Aku berhasil mendaratkan kaki di Provinsi Bangka Belitung karena adanya suatu kegiatan bersama seorang teman yang dilakukan pada Agustus tahun lalu. Pernyataan sepakat untuk #BeraniTraveling di antara kami sebelumnya, menyebabkan kami berdua cukup berani untuk mengambil kesempatan berwisata di pulau eksotis ini, meskipun belum pernah mengunjunginya. Kami melakukan penerbangan dari Jakarta (Bandara Internasional Soekarno Hatta) ke Pulau Bangka lebih dulu (Bandara Depati Amir Pangkal Pinang). Kami sudah punya daftar destinasi saat nanti sampai di Belitung, tapi belum ada gambaran untuk di Bangka.

Sesampainya di sana, kami disambut oleh cuacanya yang sangat cerah sehingga membuatku terkesima. Langitnya begitu biru dan bersih, tidak seperti di tempat asalku. Pokoknya, melihat langitnya itu terasa menyenangkan. Sebanding dengan cuacanya yang cerah, udaranya jadi terasa cukup panas. Selama disana, kami pun tidak merasakan hujan sama sekali, berbeda dengan di kota hujan tempat tinggalku.

Kelebihan Pulau Bangka yang aku rasakan, suhu udaranya sedikit lebih rendah dibandingkan saat di Belitung. Aku suka hal ini. Kok bisa di Belitung terasa lebih panas? Mungkin karena di Belitung luas daratannya lebih kecil dari Bangka, sehingga lebih dekat dengan area pesisir. Area pesisir yang daratannya lebih rendah memiliki kerapatan dan tekanan udara yang lebih tinggi, sehingga suhu udaranya jadi lebih panas.

Selain suhu udaranya yang lebih rendah, tempat wisata yang terkenal di Bangka apa sih? Selain menulis nama pantai di daftar spot yang mau kamu kunjungi, ada loh tempat yang masih anti mainstream untuk dimasukin daftarmu.


Salah satu hal menarik yang paling aku kenang saat di Pulau Bangka, yaitu bisa merasakan pesona si Danau Biru Air Bara alias Danau Kaolin. Disebut danau biru, karena sudah terlihat jelas dengan mata telanjang bahwa airnya nampak biru mempesona. Nama air bara, diambil karena lokasi danau ini ada di desa Air Bara, Koba, Pulau Bangka. Untuk berkunjung ke danau ini butuh waktu sekitar satu jam dari pusat kota Bangka jika ditempuh dengan kendaraan. Nama kaolin, diambil dari sejarah danau tersebut, yang tercipta dari aktivitas penggalian batu kaolin.


Kaolin merupakan sejenis batu kapur, bisa terlihat dari warnanya yang putih susu. Adanya gunungan batu kaolin inilah yang juga semakin membuatku tertarik. Kalau diliat dari foto, serasa suasana ice age dengan latar gunung es yang dingin. Makanya, aku kepikiran foto gaya menggigil di depannya, meskipun cuaca aslinya begitu cerah. Keren ga sih? Kalau aku sih suka banget. Bersyukur, kuasaNya Tuhan yang telah menciptakan pemandangan seindah ini dari area yang ga umum, area bekas penambangan. Kedalaman danau itu menjadi saksi seberapa dalamnya jasa Gunungan Kaolin sebagai sumber penghidupan warga sekitar di waktu lampau.


Ohiya, di lokasi ini ada dua danau. Danau yang satunya terlihat lebih sempit dan dangkal. Akan tetapi, warna airnya berbeda dan menarik, terlihat cenderung tosca (biru kehijauan). Warnanya memberi kesan lembut dan tenang saat aku memandanginya. Penampakannya seperti foto di bawah ini nih.



Seperti kebanyakan tempat wisata alam di Bangka Belitung lainnya, kami menjelajahi danau ini tanpa ada biaya masuk. Aku kesana tahun 2017 lalu, masih ada kemungkinan sekarang masih bebas biaya masuk. Enak kan? Tidak seperti tempat wisata di kota-kota besar, yang parkirnya saja harus bayar. Saat kami datang pun, kawasan ini tidak begitu ramai sehingga kami bebas berkeliling dan berfoto sesukanya sampai merasa lelah karena cuaca yang sangat cerah. Seperti aku dan temannku, setelah lelah, kalian bisa mampir ke warung tenda milik warga di sekitar danau dan menikmati kelapa muda untuk mengurangi dehidrasi. Sungguh luar biasa, menikmati segarnya air dan lembutnya daging kelapa muda di sisi danau kaolin, ditemani hembusan semilir angin.

Di area ini, jarang ditemukan tempat makan atau restoran. Jika perlu, kalian bisa membawa bekal tapi tanpa meninggalkan sampah ya. Saat perjalanan pulang menuju penginapan di pusat kota, kami mampir ke daerah Taman Sari untuk menikmati Mie Koba yang memang terkenal dari Pulau Bangka.


Menurutku, santapan satu ini kaya akan rasa. Di dalam piring, mie kuning bertabur bawang goreng disajikan dalam rebusan kuah ikan hangat bersama telur rebus. Kuahnya, yang hangat dan menyegarkan, membuat tenaga kami ter-recharge. Kami pun kembali ke penginapan dengan rasa puas jiwa dan raga.

Gimana, yakin ga mau main ke sini? Setelah ke Danau ini, kalian juga bisa main ke tempat bagus lainnya di Pulau Bangka. Kalau belum banyak info tentang tempat kece di Bangka, kalian bisa bertanya pada warga lokal atau pihak penginapan seperti yang kami lakukan. Kalian akan menemukan harta menakjubkan di Pulau ini. Kami  juga mengunjungi Pasar-pasar Tradisional, Pantai Tikus Emas yang memiliki area Penangkaran Penyu, Pantai Tongaci Sungailiat yang memiliki Taman Wisata dan Barisan Patung Pasukan Cina Terracotta, Puri Tri Agung yang berada di sisi laut, serta Pantai Pasir Padi. Kami juga mencicipi menu seafood di Rumah Makan Mr. Adox. Yuk dicoba. Yuk #BeraniTraveling ke Bangka!

Komentar

Populer